Berkat Peningkatan Profitabilitas, BRI Meraih Pendapatan Non-bunga
Berkat Peningkatan Profitabilitas, BRI Meraih Pendapatan Non-bunga
Guna menjaga dan meningkatkan profitabilitas karena kondisi
perekonomian yang sangat dinamis ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk terus menggenjot pendapatan non bunga (fee based income) dan
melakukan efisiensi terhadap proses bisnis.
Direktur Keuangan BRI yaitu Haru Koesmahargyo mengatakan bahwa, pendapatan non bunga perseoran pada akhir Juni 2018 lalu tumbuh menjadi 11,7% (yoy). Sedangkan untuk efisiensi, BRI berhasil menurunkan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dari 72,3% di semester I/2017 menjadi 70,5 % di akhir semester I/2018.
“Angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan BOPO industri perbankan yakni 79,46%,” ucap Haru di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Efisiensi yang dilakukan BRI ini tidak terlepas dari strategi perseroan yang telah melakukan digitalisasi pada proses bisnisnya. Diantaranya yaitu melalui pemanfaatan aplikasi BRISPOT untuk pengajuan proses kredit mikro.
Dia menyatakan bahwa, BRISPOT terbukti mampu mempercepat Service Level Agreement (SLA) proses Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 1-2 hari saja. hal tersebut secara tidak langsung mampu meningkatkan produktivitas tenaga pemasaran mikro BRI atau biasa disebut Mantri BRI.
“Mantri BRI mampu merealisasi rata-rata 17 paket kredit perbulan, lebih tinggi 30% dari target,” ucap Haru.
Selain itu juga keberadaan Branchless Banking yang dimiliki BRI atau yang disebut juga agen BRILink ini berjumlah 244.000 turut meningkatkan efisiensi perseroan.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank BRI Sis Apik Wijayanto, kinerja cemerlang BRI tersebut disokong oleh kinerja perseoran yang positif dan selalu tumbuh setiap tahunnya. Selam 13 tahun berturut-turut ini, BRI mampu mencetak laba terbesar di Industri Perbankan Indonesia.
Pada saat akhir semester I/2018 itu berakhir, laba bersih BRI mencapai Rp14,5 triliun atau tumbuh 10,8% (yoy). Capaian laba bersih BRI tersebut sekitar 20,5% dari market share laba industri perbankan di Indonesia.
Bukan hanya laba bersih, market share pinjaman dan simpanan BRI di semester I/2018 juga meningkat dibandingkan posisi yang sama dengan tahun lalu. Tercatat market share pinjaman BRI ini sebsar 15,3% atau tumbuh dibandingkan dengan posisi Juni 2017 lalu sebesar 14,7%.
“Data ini menunjukkan bahwa selama ini kinerja BRI selalu tumbuh positif setiap tahunnya,” ucapnya.
Direktur Keuangan BRI yaitu Haru Koesmahargyo mengatakan bahwa, pendapatan non bunga perseoran pada akhir Juni 2018 lalu tumbuh menjadi 11,7% (yoy). Sedangkan untuk efisiensi, BRI berhasil menurunkan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dari 72,3% di semester I/2017 menjadi 70,5 % di akhir semester I/2018.
“Angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan BOPO industri perbankan yakni 79,46%,” ucap Haru di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Efisiensi yang dilakukan BRI ini tidak terlepas dari strategi perseroan yang telah melakukan digitalisasi pada proses bisnisnya. Diantaranya yaitu melalui pemanfaatan aplikasi BRISPOT untuk pengajuan proses kredit mikro.
Dia menyatakan bahwa, BRISPOT terbukti mampu mempercepat Service Level Agreement (SLA) proses Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 1-2 hari saja. hal tersebut secara tidak langsung mampu meningkatkan produktivitas tenaga pemasaran mikro BRI atau biasa disebut Mantri BRI.
“Mantri BRI mampu merealisasi rata-rata 17 paket kredit perbulan, lebih tinggi 30% dari target,” ucap Haru.
Selain itu juga keberadaan Branchless Banking yang dimiliki BRI atau yang disebut juga agen BRILink ini berjumlah 244.000 turut meningkatkan efisiensi perseroan.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank BRI Sis Apik Wijayanto, kinerja cemerlang BRI tersebut disokong oleh kinerja perseoran yang positif dan selalu tumbuh setiap tahunnya. Selam 13 tahun berturut-turut ini, BRI mampu mencetak laba terbesar di Industri Perbankan Indonesia.
Pada saat akhir semester I/2018 itu berakhir, laba bersih BRI mencapai Rp14,5 triliun atau tumbuh 10,8% (yoy). Capaian laba bersih BRI tersebut sekitar 20,5% dari market share laba industri perbankan di Indonesia.
Bukan hanya laba bersih, market share pinjaman dan simpanan BRI di semester I/2018 juga meningkat dibandingkan posisi yang sama dengan tahun lalu. Tercatat market share pinjaman BRI ini sebsar 15,3% atau tumbuh dibandingkan dengan posisi Juni 2017 lalu sebesar 14,7%.
“Data ini menunjukkan bahwa selama ini kinerja BRI selalu tumbuh positif setiap tahunnya,” ucapnya.
Comments
Post a Comment